STUDI PENAMBATAN MOLEKUL SENYAWA
DEXAMETHASONE DAN KURKUMIN SEBAGAI
ANTIVIRUS SARS-CoV-2
COVID-19 merupakan penyakit yang berasal dari virus SARS-CoV-2,
pertama mucul dari suatu kota di Tiongkok Wuhan. Deksametason yang merupakan
turunan dari senaya kortikosteroid yang memiliki efek antiinflamasi (peradangan)
dan juga dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Kurkumin merupakan senyawa
yang memiliki aktivitas antivirus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memprediksi senyawa deksametason dan kurkumin yang potensial menjadi
kandidat obat antivirus COVID-19 dengan metode penambatan molekul terhadap
reseptor Main Protease dan Protein Spike, hasil penambatan akan dibandingkan
dengan obat pembanding yaitu favipiravir. Hasil penambatan molekul
menunjukkan bahwa senyawa dekametason lebih baik dari senyawa kurkumin dan
pembanding yang miliki afinitas baik terhadap reseptor Main Protease (6M2N)
dengan nilai ?G =7,84 kkal/mol dan nilai KI = 1,80 ?M. Begitupun terhadap
reseptor Protein Spike (7BZ5) senyawa deksmetason memliki afinitas lebih baik
dari pada senyawa kurkumin dengan nilai ?G = -6,72 kkal/mol dan nilai KI = 11.81
?M. Hasil prediksi drug likeness menurut aturan Lipinski?s Rule of Five
menunjukkan bahwa senyawa deksametason dan kurkumin memiliki biovailibilitas
yang baik. Hasil prediksi profil farmakokinetik menunjukan bahwa senyawa
deksametason dan kurkumin memiliki nilai absorpsi dan distibusi yang baik. Hasil
pengujian toksisitas menunjukan bahwa senyawa deksametason dan kurkumin
aman bagi manusia.
Detail Information
Citation